KORAN PELITA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Halim mengajak perguruan tinggi bersinergi membangun desa, khususnya pada pendidikan luar sekolah.
Menteri Halim Iskandar mengungkapkan, berdasarkan data yang dimiliki angka anak putus sekolah di desa masih cukup tinggi, pada 2021 ditemukan sebanyak 289.839 anak putus Sekolah Dasar (SD) dan 339.533 anak putus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
“Itu satu fakta yang menunjukkan bahwa masih sekali pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan,” kata Menteri Halim Iskandar saat menjadi narasumber di acara temu alumni Prodi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Sabtu (31/7/2021).
Namun demikian, Menteri Halim Iskandar yang juga Ketua Umum Dewan Pertimbangan UNY merinci bahwa PLS telah banyak berkontribusi melalui berbagai program yang hadir ditengah-tengah masyarakat desa.
Data menunjukkan, pada 2018 terdapat 8.222 desa yang menyediakan pemberantasan buta huruf, 13.180 desa menyediakan program paket A/B/C, kemudian ada 14.507 desa yang menyelenggarakan playgroup dan masih banyak lembaga PLS lainnya.
Selain peningkatan kapasitas, masih banyak jenis ketrampilan yang dibutuhkan di desa, semuanya terbaca dari potensi ekonomi desa, jenis usaha di desa, termasuk unit usaha yang dikembangkan BUM Desa dan BUM Desa Bersama
Gus Halim merinci, hingga 2021 sudah ada sebanyak 58.350 BUM Desa, dari jumlah tersebut terdapat 46.642 BUM Desa 5.891 BUM Desa Bersama yang masih aktif melakukan aktivitas ekonomi meski dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Itulah ruang dan peluang yang terus memanggil PLS untuk terus berkontribusi ditengah-tengah masyarakat,” pungkas Gus Halim.
Sementara itu, istri Menteri Halim Iskandar, Lilik Umi Nasriyah yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut menyampaikan, peran PLS terhadap masyrakat selalu up to date alias mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Ibu Lilik, selama masih ada kehidupan maka masalah akan selalu ada ditengah-tengah masyarakat, sedangkan masalah yang umum dihadapi masyarakat adalah disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi atau kemiskinan.
“Inilah peran PLS, mengedukasi masyarakat dan memberdayakan masyarakat,” kata Ibu Lilik Umi Nasriyah yang juga alumnus Prodi PLS UNY itu.
Lebih lanjut, Ia memaparkan tahap-tahap pemberdayaan masyarakat yaitu menyadarkan masyarakat akan adanya masalah dan kebutuhan, identifikasi dan inventarisasi sumber daya, membangun rasa percaya diri atau sikap mandiri warga dan inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
“PLS mempunyai peran penting untuk peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya.