SEMARANG, koranpelita.co – Ada satu pesan kuat yang muncul dalam kemeriahan peringatan HUT Korpri Jateng dan Sosialisasi 16 Hari Antikekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP), di halaman kantor Gubernur Jateng, Minggu (27/11/2022) pagi.
Adalah Anindha Gauri Naraswari, penyandang disabilitas low vision, yang membacakan ‘surat cinta berisi pesan antikekerasan seksual’ di hadapan Ganjar Pranowo.
“Melalui surat terbuka ini, saya mewakili dari sekian banyak perempuan, khususnya perempuan disabilitas, ingin menyanpaikan terkait tindak kekerasan seksual terhadap perempuan, yang semakin tahun semakin meningkat. Saya pernah menjadi korban kekerasan seksual, yang pelakunya kakak tiri saya sendiri,” kata Naras, begitu sapaannya, saat membaca isi surat.
Dia mengaku, pengalaman pahit itu masih membekas pada dirinya. Naras ingin melaporkan masalahnya itu. Tidak hanya dia, tapi ada perempuan disabilitas lain yang mengalami kasus serupa. Dia berharap ada penanganan kasus-kasus tersebut di Jawa Tengah.
“Kami ingin jawa tengah menjadi provinsi yang ramah dan aman bagi perempuan, terutama kaum disabilitas tertangani. Agar pelaku ditindak secara hukum,” kata Naras.
Ganjar Pranowo berharap, para korban kekerasan berani melapor kasus yang menderanya. Pihaknya akan segera menindaklanjuti apa yang menimpa.
“Dari dinas (Dinas Perempuan dan Anak) pasti akan merespons kasus kekerasan terhadap perempuan, anak, maupun laki-laki, siapapun, agar dilaporkan kepada kami, agar kami bisa segera menindaklanjuti,” ucap Ganjar.
Dalam kesempatan itu, tampil pula orator dari Garpu Perak (Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak) Yudhistira Zia Ersyada. Gerakan itu terbentuk dengan harapan mampu mendorong laki-laki, untuk lebih berperan aktif dan peduli terhadap perempuan dan anak, sehingga dapat tercipta kesetaraan dan keadilan gender,. Ada pula perwakilan Teater Gema Universitas PGRI Semarang, LRC KJHAM, mitra pemerintah yang menangani permasalahan perempuan dan anak, serta jalan sehat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng, Retno Sudewi, menuturkan bahwa jalan sehat Kali ini dengan tema ’16 Hari Antikekerasan’. Mudah-mudahan yang tergabung di sini, seperti Garpu Perak, surat cinta kepada gubernur dari Naras, itu bagus yang disampaikan supaya Jawa Tengah itu bebas dari kekerasan perempuan dan anak.
“Banyak sekali yang disampaikan (para orator di acara), agar Jawa Tengah itu bebas dari kekerasan perempuan dan anak, yang disinggung Bapak Gubernur,” kata Retno, ditemui di sela-sela kegiatan.
Dia berharap, para pelaku kekerasan akan mendapatkan tindakan sesuai undang-undang yang ada. Para korban juga bisa terlindungi dan mendapatkan pendampingan. Dengan jenis kekerasan yang dialami perempuan adalah kekerasan fisik, psikis, dan seksual. Sedangkan, kekerasan anak berupa kekerasan seksual sampai 52 persen.
“Supaya kita dorong agar berani speak up, atau berani untuk menyampaikan, atau berani melaporkan bila terjadi kekerasan baik perempuan maupun anak. Laki-laki juga peduli kepada peduli pada kekerasan,” terangnya. (red1)