Pembangunan Jalan Tambelang-Puloputer Paket 1 Dinilai Cacat Kontruksi dan Gagal Project

Bekasi – Banyaknya kontraktor yang ada di Kabupaten Bekasi tidak menguasai kontruksi pembangunan, dan hanya mementingkan keuntung pribadi untuk dapat keuntungan lebih banyak. Sejumlah pekerjaan peningkatan dan pembangunan jalan yang di Anggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi tahun 2021, sudah kembali rusak dan dapat di kategorikan cacat kontruksi bahkan gagal project.

Seperti pada kegiatan Peningkatan dan Pembangunan jalan di wilayah Kecamatan Tambelang sampai Puloputer, beberapa kontruksi pengecoran jalan yang baru saja dikerjakan sudah rusak bahkan pada struktur beton yang baru saja di cor sudah terlihat patah.

Seperti pada kegiatan kontruksi Pembangunan Jalan Tambelang-Puloputer Paket 1, yang dikerjakan oleh CV. Paresa Prima dengan anggaran Rp. 734.109.722,50 sudah pecah bahkan nampak patah pada badan jalan. Hal itu terjadi lantaran diduga kuat volume pada pekerjaan sudah ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), dikurangi demi dapat keuntungan lebih besar.

Caption : Ketebelanan beton yang hanya mencapai 18cm dari ketentuan 25cm dan terlihat patah pada beton tersebut.

Melihat kondisi pekerjaan dengan nilai yang begitu besar namun dikerjakan asal jadi, Sekertaris Lembaga Independen Anti Rasuah (LIAR) Ferry Astoni kepada koranpelita.co mengecam tindakan kontraktor yang mementingkan keuntungan pribadi, namun masyarakat sebagai penerima manfaat harus menjadi korban, lantaran pembangunan jalan yang sudah diharapkan bisa bagus, namun hasilnya seperti terjadi saat ini.

“ini sudah harus menjadi perhatian Penegak Hukum, dimana fungsi pengawasan dari Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi, itu kan semua sudah dianggarkan, dimana fungsi pengawansan dari pihak dinas tersebut, atau masyarakat saja yang harus bertindak,”ungkap Ferry Astoni kepada koranpelita.co Senin 27/9/2021.

Ferry menjelaskan, pada saat proses pengerjaan, dirinya melihat telah terjadi pengurangan pada volume ketebalan beton dan pembesian, namun tidak ada pengawas dilokasi pekerjaan, apa fungsinya ada pengawas.

Dikatakannya, seperti pada ketebalan beton yang tidak mencapai 25 cm, pembesian sebagai rangka beton yang tidak sesuai dengan RAB, hingga menyiapkan lobang tempat untuk pengambilan sample coredrill.

“Bagaimana hasilnya bisa bagus, ketebalan beton yang seharusnya 25 cm, dikurangi hingga 5 cm, bahkan tidak tanggung-tanggung, di beberapa titik ruas jalan tersebut hanya memiliki ketebalan 18cm, karna hal itu lah pekerjaan langsung rusak,”terangnya.

Dirinya menambahkan, pekerjaan Pembangunan Jalan Tambelang-Puloputer Paket 1 diketahui sudah diambil sample cordril beberapa hari yang lalu, jika sample tersebut yang sudah diambil dan tidak ditemukan adanya pengurangan volume, ini sudah mengarah ke konspirasi antara kontraktor dan oknum dinas serta pengawas untuk merugikan keuangan Negara demi keuntungan pribadi.

Dengan kejadian tersebut, dirinya menilai bahwa pekerjaan yang berjudul Pembangunan Jalan Tambelang-Puloputer yang dikerjakan oleh CV. Paresa Prima dapat dikategorikan Cacat Kontruksi atau Gagal Project.

Menanggapi hal itu, salah satu warga yang bermukim tepat disamping lokasi tersebut membenarkan pekerjaan pembangunan jalan diwilayahnya tersebut, sudah rusak dan banyak terlihat patah pada struktur permukaan jalannya.

“Iya kok jalan yang baru saja di cor bahkan belum terhitung Satu bulan sudah langsung rusak banyak yang retak, kok seperti ini yak pekerjaannya,”ungkap Saba (70) salah satu warga kampung Puloputer kepada koranpelita.co Senin pagi 27/9/2021

Namun dikarnakan kurangnya pengetahuan tentang teknis pekerjaan tersebut dirinya hanya bisa diam, dan hanya melihat saja. (Fal)