Bandung, koranpelita.co – Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si., menyerukan penguatan soliditas internal dan konsolidasi antar kader dalam menghadapi tantangan geopolitik global serta dinamika ekonomi nasional. Hal itu disampaikan Ace dalam acara Halal Bihalal Partai Golkar Jawa Barat yang dihadiri para kepala daerah, anggota DPR RI asal Jawa Barat, DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota, serta tokoh perempuan Golkar dari berbagai kabupaten/kota di Jabar, Kamis (01/05/2025).
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas-RI) ini menegaskan bahwa situasi geopolitik global yang ditandai dengan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat dan perlambatan ekonomi dunia tidak boleh hanya dilihat sebagai ancaman, melainkan juga sebagai peluang strategis bagi Indonesia.
Ia mencontohkan fenomena relokasi industri dari Tiongkok yang lebih banyak mengalir ke Vietnam dan Thailand ketimbang ke Indonesia. “Kita harus berbenah. Jangan sampai kita kehilangan momentum karena masih terhambat persoalan struktural,” ujar Kang Ace begitu Ketua DPD Partai Golkar Jabar akrab disapa para kadernya.
Kang Ace mengungkapkan, Indonesia belum sepenuhnya siap menerima arus investasi akibat reformasi struktural yang belum tuntas, terutama dalam hal perizinan yang rumit serta praktik premanisme dalam investasi. Ia menyoroti kasus hambatan investasi otomotif di Subang sebagai contoh lemahnya pengawasan dan kesiapan daerah.
“Premanisme harus diberantas, birokrasi harus dibenahi, dan kita harus menciptakan iklim investasi yang sehat,” kata Kang Ace yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut.
Bonus Demografi Jabar
Dalam konteks Jawa Barat, Kang Ace menekankan pentingnya pengelolaan bonus demografi. Ia mencatat bahwa lebih dari 60 persen penduduk Jawa Barat berada dalam usia produktif. Namun tanpa penyiapan sistem pendidikan, keterampilan, dan lapangan kerja yang memadai, potensi tersebut bisa berubah menjadi beban.
“Bonus demografi harus diarahkan menjadi kekuatan ekonomi. Kalau tidak, kita kehilangan momentum menuju negara maju tahun 2045,” papar Kang Ace didampingi Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat yang juga Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ketua Harian, Daniel Muttaqien, Bendahara Umum Metty Triantika dan Tokoh Golkar Jabar H. Yod Mintaraga serta ratusan hadirin dan kader Golkar Jabar lainnya.
Selanjutnya Kang Ace juga mendorong penguatan sinergi antara kepala daerah, anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPR RI dari Partai Golkar dalam merumuskan kebijakan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan sejalan dengan agenda nasional.
Ia menyebut beberapa nama seperti Nurul Arifin, Dewi Asmara, dan Agun Gunandjar sebagai contoh kader yang selalu bersatu dalam membangun kekuatan politik berbasis kolaborasi. “Jangan ada ego sektoral. Kita harus satu barisan,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Kang Ace juga menanggapi potensi perlambatan ekonomi nasional. Bahwa berdasarkan proyeksi IMF dan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan turun menjadi 4,7–4,8 persen. Jawa Barat sebagai pusat industri ekspor disebut akan terdampak, terutama sektor tekstil, alas kaki, dan garmen.
Sebab itu Kang Ace mendorong perluasan pasar ekspor melalui kerja sama dengan negara-negara BRICS sebagai strategi diversifikasi. “Kita harus cari pasar baru. Jangan hanya bergantung pada Amerika dan Eropa,” katanya.
Menutup pidatonya, Ace Hasan menyampaikan harapan agar Partai Golkar tetap menjadi penyangga utama stabilitas politik dan ekonomi nasional. Ia menekankan pentingnya menjaga kekompakan, loyalitas, dan semangat gotong royong di antara kader di semua tingkatan.
“Golkar bukan hanya partai politik, tapi bagian dari tulang punggung bangsa ini. Kita jaga bersama warisan dan tanggung jawab besar ini,” pungkasnya.(Man Suparman).