Fufufafa Mau Sok-sokan Pencitraan Tinjau Banjir, Malah Merepotkan

 

Artikel ini dibuat oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

 

KORANPELITA.CO – Hari-hari ini merupakan hari yang menyedihkan sekaligus melelahkan bagi warga di Kota Bekasi, utamanya di seputar Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) dan sekitarnya yang diterjang banjir bandang sebelumnya dan merendam nyaris semua wilayah di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (4/3) akibat hujan lebat sejak Senin (3/3) lalu. Penyebab banjir ini jika menurut Wamen PUPR, Ir. Diana Kusumastuti, MT adalah murni diakibatkan oleh Curah hujan diatas rata-rata dan bukan akibat ada tanggul yang bobol (?).

BPBD Kota Bekasi mencatat sebanyak 7 (tujuh) kecamatan terdampak banjir. Yakni, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu. Sementara itu, di Kabupaten Bekasi, hujan disertai kiriman air dari hulu sungai menyebabkan banjir di 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara. Dampaknya memang meluas ke wilayah sekitarnya dan mengakibatkan akses menuju lokasi-lokasi tersebut macet parah bahkan terputus.

Namun dibalik penderitaan rakyat yang tertimpa musibah banjir tersebut rupanya ada juga yang mau mencari-cari panggung, siapa lagi kalau bukan si Fufufafa, anak haram konstitusi yang dalam setiap acara maupun kegiatannya selalu kontroversial dan malah membuat peristiwa yang seharusnya sudah berjalan normal karena sudah ada yang profesional mengurusnya dalam bidangnya, malah menjadi merepotkan karena tidak jelas apa maunya si Fufufafa ini.

BACA JUGA:  Gubernur Lemhannas RI TB. Ace Hasan Syadzily: Kesejahteraan Bangsa Tergantung pada Integritas Aparat Hukum

Publik tentu sangat ingat dan selalu mencatat kekonyolannya, terakhir adalah ketika memberikan materi (?) di Retret Akmil Magelang, ternyata video dokumentasi resminya (sengaja ?) dibuat film bisu seperti film dagelan kuno era Charlie Caplin (CC), namun bedanya kalau Film CC itu lucu dan menghibur, sedangkan film bisu si Fufufafa sama sekali tidak lucu dan membuat rakyat bertanya-tanya apa maksudnya menututup-tutupi ketidakmampuannya tersebut?.

Saya sudah mengulas detail soal film bisu si Fufufafa tersebut dalam tulisan-tulisan sebelumnya dan bahkan dikomparasikan dengan kisah Film Loetoeng Kesaroeng (1926) yang merupakan Film Bisu pertama Indonesia bahkan Kisah Anoman Obong dalam Epos Ramayana. Hanya saja sekali lagi bedanya kalau Loetoeng Kesaroeng dan Anoman Obong itu Dewa namun berujud Monyet yang berjiwa kstaria dan berhati luhur, sedangkan si Fufufafa adalah 180° kebalikannya, berwujud manusia namun dalamnya sangat jahat, persis ayahnya saat jadi Petruk Ratu.

Masyarakat juga tidak akan pernah lupa saat dia melakukan kekonyolan terbesar abad ini, demikian Netizen menyebutnya, saat menganjurkan ibu-ibu minum Asam Sulfat (H2SO4) alias Air Accu, padahal seharusnya yang dikatakan adalah Asam Folat. Sungguh suatu hal yang sangat berbeda bagi manusia normal, namun mungkin tidak diketahuinya karena ketidakjelasan sekolah apalagi Ijazahnya, sekalilagi ini 11-12 alias mirip dengan Ayahnya, “Kacang mongsoo ninggalke lanjaran”, kalau kata pepatah Jawa yang berarti si anak tidak akan berbeda jauh dari orangtuanya.

BACA JUGA:  Mengurangi Resiko Bencana Gempa dan Tsunami Dijalur Darat Saat Liburan

Dalam kunjungan pencitraan sebelum kemarin pun si Fufufafa juga sempat bikin sandiwara yang tidak lucu, saat pura-pura meninjau distribusi gas Elpiji 3 Kg di Menteng Wadas Timur, Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Rabu (5/2) bulan lalu. Saat itu kunjungannya tampak sangat dicuekin oleh warga dan nyaris tidak dianggap. Dalam film nyaris bisu juga yang diunggah di laman SetWapres, tidak ada dialog apapun dengan warga, namun captionnya sangat panjang dan dibuat soelah-oleh terjadi komunikasi intens dengan warga sekitar, padahal Zonk, sungguh membagongkan.

Kekonyolan tersebut rupanya dilanjutkan hari ini saat bermaksud melakukan pencitraan meninjau lokasi banjir di Bekasi tanpa menggunakan sepatu boot, dengan maksud agar dapat pujian karena mau “terjun langsung”. Sampai-sampai sebuah media yang memang dikenal pro-rezim menuliskannya judulnya dengan bombastis “Tak Pakai Boot, Gibran Becek-becekan Lumpur Tinjau Banjir di Bekasi” : www.cnnindonesia.com/nasional/20250305103150-20-1205231/tak-pakai-boot-gibran-becek-becekan-lumpur-tinjau-banjir-di-bekasi/amp. Kita tidak usah menyalahkan media ini, karena meskipun sempat dirujak oleh Netizen karena memberitakan buruk saat Demo #IndonesiaGelap waktu itu, kita maklum media tersebut perlu hidup.

Namun rupanya “aksi sok heroik” yang mengingatkan kita pada ayahnya yang masuk gorong-gorong berseragam Korpri PNS waktu tahun 2012 silam itu, tak berlangsung lama. Setelah merasakan akhinya terjebak lumpur dan merepotkan Adcnya, akhirnya dia menggunakan sepatu boot juga sebagaimana seharusnya orang kalau bisa berpikir menggunakan otaknya bila mau menembus lumpur, bukan sok-sokan dan akhirnya merepotkan semua. Sayang video atau film dokumentasi saat ganti sepatu boot ini (sengaja lagi ?) tidak dipublikasikan, sehingga masyarakat tidak bisa melihat kekonyolan yang terjadi.

BACA JUGA:  Kembali Serahkan Pengelolaan Fiskal Kepada Sri Mulyani : Mengulang Kegagalan 10 Tahun

Kesimpulannya, sudahlah masyarakat sekarang sudah sangat faham alias muak dengan pencitraan-pencitraan palsu yang tidak bermutu selama lebih dari 10 tahun lalu saat rezim ayahnya masih berkuasa. Apapun yang dia lakukan, kata meminjam kata Rocky Gerung, tetap akan terlihat “Dungu” meskipun dibungkus dengan apapun. Sungguh ironis pemilu berbiaya mahal lebih dari 70 Trilyun hanya menghasilkan sekelas Fufufafa dan jadi badut media seperti ini. At last but not least, jangan salahkan masyarakat yang masih waras kalau tetap tegar terus menyuarakan #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa karena kita ingin benar-benar Indonesia Emas 2045, bukan #IndonesiaGelap seperti sekarang. (*)