Pemkab Bekasi Luncurkan Gerakan Babe/Nyak Asuh Anak Stunting

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan meluncurkan Gerakan Babe/Nyak Asuh Anak Stunting (BAAS) Liaison Officer (LO).

Bekasi, koranpelita.co – Dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting, Pemkab Bekasi melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) meluncurkan Gerakan Babe/Nyak Asuh Anak Stunting (BAAS) Liaison Officer (LO).

Launching Gerakan BAAS/LO dilakukan Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan di Aula Gedung Diskominfosantik, Komplek Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat, pada Kamis (06/06/2024).

Gerakan ini mengedepankan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, yakni pemerintah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, keluarga dan masyarakat itu sendiri. Sehingga, dapat mencapai target penurunan angka stunting yang signifikan.

Program Gerakan Babe/Nyak Asuh Anak Stunting ini, memiliki dua sasaran utama, yakni anak bayi berusia dibawah lima tahun (Balita) dan ibu hamil beresiko kekurangan energi kronik (KEK).

BACA JUGA : Menteri ATR/BPN Lakukan Penanaman Pohon Bersama, Pj Bupati Bekasi Harapkan Pengurangan Emisi Karbon

“Intervensi dalam gerakan babe/nyak asuh anak stunting ini dilakukan mulai dari penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan peningkatan akses air minum serta sanitasi,” kata Dani Ramdan.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, Kabupaten Bekasi mengalami kenaikan angka prevalensi stunting menjadi 23,2 persen yang sebelumnya adalah sebesar 17,8 persen pada tahun 2022.

“Hasil survei ini menunjukkan perlunya untuk meningkatkan kembali koordinasi, sinkronisasi dan integrasi serta peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan seluruh stakeholder,” lanjutnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi, Firzawati mengatakan, Gerakan BAAS/LO nantinya berfungsi sebagai narahubung. Selain membantu secara pribadi juga sebagai pendamping proses penurunan stunting di 23 kecamatan.

Firzawati menyebutkan, apabila masyarakat memiliki program kegiatan penurunan stunting, maka Bapak Asuh ini bisa langsung menjembatani. Termasuk membantu perbaikan sanitasi, pembangunan SPALD-S dan rumah tidak layak huni (Rutilahu).

“Mereka yang ditunjuk sebagai narahubung juga merupakan orang tua asih yang ikut mendidik, membesarkan dan memberikan fasilitas. Maka, perannya sangat penting bagi penurunan stunting di Kabupaten Bekasi,” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr. Alamsyah mengatakan, Gerakan Babe/Nyak Asuh Stunting adalah upaya yang terintegrasi, lebih komprehensif di seluruh instansi di Kabupaten Bekasi.

“Fokusnya setiap instansi atau elemen itu diberikan tanggung jawab terhadap satu kecamatan, yang setiap bulan akan dievaluasi,” ujarnya. (Ira).