Rakor Karhutla Dipandu  Gubernur Jambi Al Haris

Jambi,koranpelita.co – Pemerintah Provinsi Jambi melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi Tahun 2023 bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia Letjen TNI Suharyanto,  berlangsung di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Selasa (18/7/2023).

Rakor Karhutla ini dipandu  langsung oleh Gubernur Jambi  H. Al Haris,  serta dihadiri Ketua DPRD Provinsi Jambi, Kapolda Jambi, Danrem 042/Garuda Putih, Kepala Kejaksaan Tinggi Jambi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta Kepala OPD di lingkup Pemerintah Provinsi Jambi.

Selain itu, Rakor Karhutla ini juga dihadiri oleh Kapolres dan Dandim di Provinsi Jambi, serta Kepala BPBD Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi.

Gubernur Al Haris mengatakan, Satuan tugas (Satgas) karhutla Provinsi Jambi perlu arahan dan bimbingan terkait penanganan karhutla.

“Kami perlu petunjuk, arahan dan bimbingan dari Kepala BNPB terkait penanganan karhutla di Provinsi Jambi,” ujar Gubernur Al Haris.

Gubernur Al Haris menegaskan, kondisi penanganan karhutla di Provinsi Jambi cukup baik. Seluruh tim di lapangan berjibaku dalam melakukan pencegahan, dan kita tidak ingin kejadian di tahun-tahun sebelumnya terulang kembali.

Selanjutnya, Gubernur Al Haris mempersilahkan Kepala BNPB untuk memberikan petunjuk dan arahan terkait penanganan karhutla khususnya di Provinsi Jambi.

BACA JUGA : Kejagung Geledah dan Sita Helikopter, Kapal dan Pesawat Terkait Kasus Migor

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam arahannya menjelaskan, perubahan iklim merupakan fenomena yang mengerikan.

“Perubahan iklim itu paling ditakuti oleh semua negara, dan perubahan iklim merupakan penyebab peningkatan frekuensi bencana secara drastis,” ucap Suharyanto.

Suharyanto menyebut, dalam satu bulan terakhir Provinsi Jambi memiliki total 490 hotspot (titik panas)  terbanyak berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Untuk itu, kepada seluruh Kepala BPBD Kabupaten/Kota se- Provinsi Jambi untuk terus bergerak secara masif.

“Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) harus dilakukan secara masif, untuk mempersiapkan cadangan persediaan air,” pesan Suharyanto.

Pada kesempatan ini, Kepala BNPB juga menyerahkan bantuan alat berupa mesin pompa, nozzle, selang, flexible tank dengan kapasitas 5.000 L serta perlengkapan APD guna mendukung operasi melalui jalur darat.

Kepala BNPB mengatakan, saat ini BNPB telah menyediakan pesawat helikopter sebanyak 6 unit guna membantu penanganan karhutla melalui jalur udara.(zal).