KPU Bisa Fasilitasi Kampus Sebagai Tempat Ajang Pengujian Intelektual Capres – Cawapres

Jerry Massie, Direktur P3S.

KORANPELITA.CO – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Dr Jerry Massie, PhD., mengharapkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan fasilitas kepada para pasangan Capres-Cawapres dalam Pemilu 2024 dan Kepala Daerah untuk bisa menguji kemampuan intelektualitasnya di lingkungan kampus.

“Saya kira tempat yang paling ideal untuk menguji kualitas calon pemimpin ada di kampus. Karena disana tumbuh subur para cendekiawan dan kalangan berpendidikan. Tentu debatnya akan sangat membangun,” kata Jerry melalui saluran teleponnya, Jakarta, Rabu (18/7/2023).

Menurutnya, debat di kampus akan menjadi ajang yang bisa membuktikan seberapa kuat seorang calon pemimpin untuk memberikan argumentasi bahwa ia adalah sosok pemimpin yang paling tepat untuk dipilih publik.

“Di kampus, berikan kesempatan mahasiswa untuk berdialog, bertanya dan menguji para calon pemimpin kita. Dan ini yang dilakukan para calon presiden di Amerika. Mereka akan menguji para calon pemimpin mereka di kampus-kampus,” terangnya.

Waktu US presidential election 2016 sempat debat di tiga universitas, antara lain adalah Donald Trump di Hoftra University New York, sampai di University of Nevada dan universitas di St Louis, Missouri.

Jerry menganggap bahwa debat capres dan calon kepala daerah di lingkungan kampus bisa semakin menarik minat pemilih di Pemilu 2024. Sebab, mayoritas pemilih adalah kalangan muda milenial.

“Pemilu 2024 kan mayoritas gen Z, anak muda, kaum milenial. Debat ini saya yakin bisa menarik lebih banyak kesadaran politik mereka untuk menyalurkan suaranya dengan suka rela,” ujar lulusan dari Amerika ini.

Pun demikian, debat terbuka itu bisa difasilitasi oleh KPU dengan mengikuti kaidah dan aturan perundang-undangan yang ada.

“Beri kesempatan ke semua kandidat, biarkan mereka berdialog dengan masyarakat dan kelompok pelajar. Biarkan nanti para pemilih yang akan menentukan pilihannya, apakah mereka memilihnya atau tidak, apakah capres dan cawapres tersebut layak dipilih atau tidak,” pungkasnya. (red1)