KORANPELITA.CO – Penemu Nikuba Hidrogen (Niki Bayu), Aryanto Misel, pria asal Cirebon ini menolak bantuan dana dan fasilitas riset hasil temuannya yang diberi nama Nikuba. Dia malah menyindir fasilitas riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang kalah canggih dibanding fasilitas di negara Italia.
Pria berkacamata itu mengaku tak masalah jika teknologi Nikuba yang sudah dikembangkannya sejak lima tahun lalu itu di tolak oleh pemerintah dalam hal ini BRIN.
Terkait hal ini, Jerry Massie Direktur P3S, mengatakan kepakaran dan keahlian telah mati di negeri ini. Bayangkan saja ada seorang anak bangsa pribumi jenius yang menemukan hasil penelitian brilian di abaikan bahkan ditolak oleh pemerintah Indonesia.
“Inilah potret buram pemerintahan yang miskin gagasan dan jago dalam urusan meremehkan karya anak bangsa sendiri,” kata Jerry kepada awak media dalam wawancara singkat melalui saluran teleponnya pagi ini, Senin (10/7/2023).
Lanjut peneliti kebijakan publik AS ini, Jerry mengatakan bukan hanya Aryanto yang diremehkan terkait hasil karya anak bangsa, tetapi Jakarta Internasuonal Stadium (JIS) pun diremehkan tak dianggap padahal ini juga hasil karya anak bangsa sendiri selain perancang ahli bangunannya dari Inggris, Lupo Happold.
“Sangat disayangkan seorang ilmuwan yang jenius seperti Aryanto tak dianggap penemuannya yakni Nikuba adalah alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan, gak masuk akal itu,” tegasnya.
Penolakan BRIN terhadap ilnuwan tampak ramai di media sosial sesaat setelah diwawancarai televisi. Viral di sosmed, bahwa penemuannya ini adalah yang terbaik sepanjang hidupnya. Apalagi baru-baru ini pihaknya (Aryanto Misel) juga sudah melakukan MoU dengan perusahaan otomotif dunia seperti Ferarri.
Terlanjur sakit hati Aryanto pun menolak ajakan BRIN untuk bergabung dengan lembaga riset tanah air (BRIN).
“Saya pikir BRIN ini bukan mencari peneliti handal di Indonesia tapi terkesan menendang para ahli dan orang jenius bangsa,” ungkap Dokter lulusan American Global University ini.
“Barangkali kalau mantan Menristek serta Presiden BJ Habibie masih hidup paling dia akan juga disepelekan dan tak dianggap sama sekali oleh BRIN,” bebernya.
Jerry pun mengungkapkan keresahannya terhadap keberadaan BRIN. ‘Saya pikir pimpinan di BRIN adalah kelompok manusia angkuh. Bukannnya merangkul ilmuwan seperti Aryanto malahan mereka bak membuang mutiara yamg tersembunyi,” tuturnya.
Akibat ditolak bangsa ini, ia (Aryanto Misel) juga sakit hati lantaran pemerintah telah mengabaikan dan mengagap temuannya itu sampah bagi lingkungan.
Barangali Aryanto tak dianggap lantaran dari latar belakang bukan keluarga berada. Atau tak punya relasi atau kolega di BRIN.
“Saya desak presiden nencoopot pimpinan BRIN yang tak punya kemampuan memimpin lembag riset ini. Sudah triliuan rupiah yang digelontorkan tapi hasilnya nihil. Coba dong BRIN ciptakan pesawat, mobil, motor, televisi dan sebagainya. Jangan hanya menolak orang-orang jenius,” kata Jerry.
Anggaran BRIN untuk tahun 2023 sebesar Rp6,5 triliun, sekitar 65 persen digunakan untuk kegiatan dukungan manajemen, seperti pembayaran gaji pegawai, perawatan gedung dan kendaraan dan lain sebagainya. Sisanya sebesar Rp2,2 triliun atau sebesar 35 persen digunakan untuk kegiatan penelitian. Tetapi realitanya BRIN hingga kini tidak mampu berbuat banyak.
“Lebih hebat di era mendiang presiden ke-2 almarhum Pak Soeharto yang kala itu menciptakan pesawat ‘Gatot Kaca’ sampai ‘Mobil Timor’. Tapi sekarang hanya ada mobil e-Ngibul, Esemka yang dibangga-banggakan ternyata ciptaan negeri Tirai Bambu Cina,” tutupnya. (red1)