KOTA BEKASI, koranpelita.co – Wali Kota Bekasi menghadiri webinar kebangsaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Wisma Azizziyah Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Sabtu (20/11/2021). Webinar untuk menyambut hari Pahlawan tersebut bertema “Meneladani KH Noer Ali sebagai Tokoh Pahlawan Bekasi untuk Bangkitkan Semangat Juang Generasi Penerus LDII.”
Acara tersebut juga dihadiri cucu KH Noer Ali yang sekaligus merupakan Ketua Pondok Putra Pesantren Atakwa Bekasi Husnul Akmal Masud, Kepala Dina Sosial Kota Bekasi Ahmad Yani, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi Abdul Manan, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi Madinah, Camat Bekasi Selatan Ashari, Lurah Kayuringin Jaya Ricky Suhendar, Bimaspol dan Babinsa Kayuringin Jaya, serta tokoh masyarakat.
Ketua DPD LDII Kota Bekasi Ary Widjanarko menyampaikan terima kasih kepada para peserta yang hadir baik secara luring maupun daring di 140 titik di seluruh wilayah Kota Bekasi.
“Melalui webinar kebangsaan bermaksud memberikan kontribusi (bagi Kota Bekasi) sekecil apapun. Salah satunya dari 8 bidang, kontribusi LDII untuk bangsa yaitu wawasan kebangsaan,” ujarnya, Minggu (21/11/2021).
Ary menambahkan, pendidikan sejarah untuk generasi muda harus terus dilanjutkan dan dilestarikan. “Sejarah harus terus menumbuhkan jiwa nasionalisme di tengah perkembangan teknologi yang sangat cepat. Salah satunya, meneladani perjuangan KH Noer Ali sebagai pahlawan nasional dari Bekasi,” ungkapnya.
Dia mengatakan, keteladanan KH Noer Ali harus dibayar dengan kesungguhan generasi penerus LDII untuk berkontribusi dalam pembangunan khususnya di Kota Bekasi.
“Kami juga mengapresiasi bahwa Pemerintah Kota Bekasi yang mendapatkan penghargaan sebagai kota toleransi oleh Kementerian Agama. Selain itu, LDII akan terus ikut serta dalam penanganan Covid-19. Hal ini bertujuan supaya masyarakat dapat memulai aktivitas seperti sedia kala,” imbuh Ary.
Senada dengan Ary, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyampaikan, generasi muda LDII diharapkan dapat belajar sejarah Kota Bekasi sebagai kota perjuangan di masa revolusi melalui webinar ini.
“Kota Bekasi dikenal melahirkan nama-nama pejuang kemerdekaan. Namun warga Bekasi mungkin hanya kenal KH Noer Ali. Padahal ada juga Mayor Madmuin Hasibuan, (yang sudah diabadikan) sebagai nama jalan terkenal di wilayah pusat kota,” ujar pria yang kerap disapa Bang Pepen itu.
KH Noer Ali memimpin laskar-laskar rakyat untuk bertempur merebut kemerdekaan, bahkan pernah menjadi Komandan Bataliyon Tentara Hizbullah Bekasi.
“Taktik hisbullah terus terkenang oleh anak dan cucu dan umat islam yang menghormatinya. Oleh karena itu, kita perlu menghargai jasa perjuangan pahlawan kita. Bersama KH Noer Ali, Mayor Hasibuan dan pejuang lainnya, kita harus meneladani dan mencontoh perjuangan mereka,” katanya.
Rahmat mengatakan, cinta tanah air merupakan bagian dari iman dan implementasi perjuangan rakyat di masa kini. “Dengan cara meneladani jasa pahlawan, budaya lokal dan nusantara, menghargai antara suku bangsa itu sudah menjadi alat perjuangan di masa sekarang ini. Tidak hanya itu, rasa toleransi terhadap sesama umat beragama, dan Kota Bekasi harus ditumbuhkan,” pesannya.
Senada dengan Rahmat,Husnul mengatakan, masyarakat Indonesia jangan sampai melupakan perjuangan para ulama dalam berjuang kemerdekaan Indonesia.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah atau disingkat Jasmerah adalah semboyan yang kerap diucapkan Soekarno. Namun, saya memiliki semboyan lain yakni jas hijau, jangan sekali-kali menghilangkan sejarah ulama,” ujarnya.
Cucu KH Noer Ali itu menceritakan, Sang Kakek mendirikan pesantren di kampung halamannya setelah pulang dari Makkah pada tahun 1940.
“Hal ini(pendirian pesantren) bertujuan untuk memajukan umat dari keterbelakangan yang mereka alami. KH. Noer Ali berkeyakinan bahwa kemajuan umat tidak dapat dicapai kecuali hanya dengan pendidikan,” ceritanya.
“Saya sangat merasakan bagaimana kakek mendidik cucunya, terutama dalam membaca Al-Qur’an, pendidikan itu penting, ditambah peran orang tua dalam mendidik, mengayomi dan membina,” imbuhnya.
KH. Noer Ali juga berkeinginan membentuk “kampung surga” yakni kampung yang anggota masyarakatnya mandiri secara ekonomi, dan secara agamis masyarakat bersandar kokoh kepada akidah, syariah dan akhlak. (Red)