Berkedok Normalisasi Tanah Bantaran Kali Citarum Dibandrol Rp 170 Ribu per Tujuh Kubik

Bekasi – Jual beli tanah bantaran Sungai Citarum tampaknya menghasilkan keuntungan besar. Hal ini terungkap dari keterangan seseorang yang mengaku turut terlibat dalam penjualannya, Kamis (19/08/2021).

Seperti diberitakan sebelumnya, bantaran Sungai Citarum di Desa Lenggahsari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, dikeruk lalu dibawa untuk pengurugan proyek perumahan yang terletak di Kecamatan Tambun Utara serta Kecamatan Babelan.

Berdasarkan investigasi koranpelita.co, tanah bantaran Sungai Citarum dibandrol sekitar Rp.170.000 per tujuh kubik dan dikirim menggunakan truk tanah sumbu 8 ton.

Keterangan tersebut didapat dari penuturan pria berinisial DN, seseorang yang mengaku turut terlibat dalam penjualan tanah bantaran Sungai Citarum.

Ia menerangkan,biaya pengiriman tergantung jarak tempuh. Untuk penjualan ke Perumahan Victoria di Kecamatan Babelan, tanah sekaligus biaya pengiriman dikenai harga Rp. 500 ribu per truk sumbu 8 ton atau sekitar tujuh kubik tanah.

“Ongkos mobilnya yang mahal kesitu Bang, Rp. 330 ribu ongkos mobilnya,” ungkap DN kepada koranpelita.co belum lama ini.

Kendati demikian lanjut DN, harga tanah masih bisa dikurangi jika menggunakan truk sendiri.

“Rp. 120 ribu kalau pake mobil sendiri, kalau Rp. 110 ribu bayar tutup terpal sendiri, kan habis muat di depan ada bocah yang kerja nutup terpal,” pungkasnya.

Hal itu pun dibenarkan oleh sejumlah warga yang rumahnya berhadapan dengan bantaran kali Citarum, Samin (56) warga Kampung Bugis Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin, menjelaskan banyaknya pengerukan tanah bantaran kali yang di angkut menggunakan truk-truk tanah setiap harinya.

Bahkan dikatakan Samin, tanah yang dikeruk tersebut bukanlah tanah yang di ambil dari dasar kali Citarum, melainkan tanah bantaran kali.

“Liat aja tuh di Kampung Terusan Desa Lenggah Sari, itu tanah dikerukin seluas luasnya dan dijualin, dari mana normalisasi, malahan tanah pinggiran kali yang dikerukin, dan diangkutin ke mobil truk trus dijual, katanya ini program Citarum harum kok tanahnya dijualin,”terang Samin kepada koranpelita.co Kamis 19 Agustus 2021.

Dirinya menambahkan, banyak warga yang menolak tanah itu dikerukin, warga mana yang mendukung adanya galian tanah Citarum dan dijual, entar saya tunjukin warga yang pada nolak.

“Rumah saya dipinggir jalan raya, jadi saya liat tiap hari tanah digali dan dibawa pake mobil truk, itu semua dijualin, warga sini aja yang mau ambil buat ngurug di suruh beli,”cetusnya. (Fal)