Bekasi, koranpelita.co – Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi mengingatkan agar pihak perusahaan memberikan perhatian serius kepada karyawannya yang terpapar Covid-19 dengan menyediakan tempat isolasi terpusat. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Bupati Bekasi No.530/SE-39/Perindustrian.
“Jadi perusahaan harus peduli dengan menyediakan tempat terpusat bagi karyawannya yang terpapar Covid-19. Pemimpin perusahaan harus mengetahui berapa banyak karyawannya yang konfirmasi positif yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Eny Sri Mainiarti.
Sri Enny mengungkapkan seperti yang terjadi di salah satu perumahan di Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan, satu komplek perumahaan terpapar Covid-19. Mereka rata-rata adalah karyawan dari perusahaan.
“Jadi dari Satgas Covid-19, berharap perusahaan benar-benar mengopeni (peduli-red) pada saat ada satu orang terkonfimasi positif, perusahaan harus segera melakukan isolasi secara terpusat,”katanya.
Kadinkes khawatir, jika isolasi mandiri di perumahaan akan mudah menyebarkan virus Covid-19 ke warga perumahan lainnya. Sebab, dari segi luas dan ukuran perumahan sangat memungkinkan mudahnya penyebaran virus Corona.
“Jadi aktivitas di dalam rumah itu akan sangat mudah terjadinya transmisi dengan anggota keluarga yang lain. Apalagi orang yang isolasi ini tidak punya keluhan atau merasa aman, keluar ke pasar atau kemana-mana, itu jadi menjadi satu komplek perumahan yang bersumber dari perusahaan,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjutnya, pengelola kawasan diharapkan memiliki tempat terpusat isolasi Covid-19 untuk karyawannya dengan dilengkapi semua kebutuhan. Dengan begitu, penanganan dari pengelola kawasan bisa dilakukan dengan maksimal.
“Pengelola kawasan menyiapkan tempat, bukan sekedar tempat, tetapi siapa yang bayar air, tempat tidurnya, siapa yang ngurus kebersihannya dan lainnya, seperti itu,” katanya.
Apalagi, ungkap Enny, perusahaan juga memiliki dokter pribadi atau dokter perusahaan yang bisa dilibatkan dalam penanggulangan Covid-19. “Ya kalau dari Dinkes itu hanya ada 200 dokter, repot juga kalau harus mengurus warga yang jumlahnya jutaan,” tandasnya. (Dnu)