Bekasi, koranpelita.co – Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi resmi menutup pelaksanaan Pengumpulan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024 yang digelar selama 1 bulan terhitung mulai 7 November hingga 11 Desember 2024 di Kabupaten Bekasi. Penutupan Pelaksanaan tersebut, berlangsung di Aula Kecamatan Muaragembong Jumat, (13/12/2024).
Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi mengapresiasi tim survei SSGI termasuk didalamnya Penanggungjawab Teknis Kabupaten/Kota (PJT KK), enumerator, serta seluruh elemen lintas sektor yang turut mendukung dan berkontribusi selama proses pengumpulan data mengenai survei status gizi di wilayah Kabupaten Bekasi.
“Semoga hasil yang diperoleh dapat memberikan gambaran nyata untuk menyusun intervensi yang lebih tepat sasaran. Melibatkan sinergi pentahelix antara pemerintah, akademisi, pihak swasta, masyarakat dan media masa,” ujarnya.
Dedy menyebutkan, berdasarkan data tahun 2022 tercatat hasil survey dari SSGI sebesar 17,8 persen, sementara dalam hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan peningkatan menjadi 23,2 persen di Kabupaten Bekasi. Menurutnya, data ini menjadi landasan kuat bahwa upaya target penurunan prevalensi stunting mesti terus diperkuat dengan komitmen penuh.
BACA JUGA : Mantab ! Pemkab Bekasi Raih Penghargaan Apresiasi Kinerja Pemerintah Daerah 2024
“Data yang dikumpulkan mencakup berbagai faktor determinan seperti status gizi balita, seperti pola pemberian ASI/MPASI, Cakupan Imunisasi, kejadian penyakit infeksi, serta aspek lingkungan dan sosial ekonomi,” terangnya.
Dedy menambahkan, hasil data dari survei status gizi ini, menjadi landasan penting dalam menentukan kebijakan pemerintah daerah dalam upaya percepatan penurunan stunting serta penanganan masalah gizi dalam jangka panjang. Mengingat problem gizi ataupun stunting menjadi salah satu fokus utama dalam perkembangan kesehatan nasional.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr. Alamsyah menambahkan, pelaksanaan survei status gizi yang dilaksanakan selama satu bulan tersebut, tingkat keterlibatan responden Rumah Tangga Balita (Ruta Balita) yang terpilih dalam 85 Blok Sensus, 21 Kecamatan, dan 75 Desa/Kelurahan di Kabupaten Bekasi mencapai 83 persen.
“Alhamdulillah selama 1 bulan pelaksanaan, tingkat keterlibatan kita mencapai 83 persen responden. 17 persennya tidak bisa kita lakukan survei karena beberapa balita sudah melewati umurnya, tidak ada di tempat lokasi, serta sudah pindah domisili,” jelasnya.
Lebih lanjut, sambungnya, pihaknya optimis melalui program-program upaya akselerasi penanganan stunting dan kekurangan gizi yang telah dicanangkan Pemkab Bekasi bersama dengan berbagai lintas sektor terkait seperti akademisi, pihak swasta dan unsur lainnya. Diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Bekasi sesuai target yang ditentukan.
“Jadi data berdasarkan hasil survei ini, akan menjadi pijakan bagi pemerintah daerah dalam intervensi penanganan stunting dan perbaikan gizi masyarakat ke depannya,” tuturnya. (Ira).