Demak Sebagai Project Pengembangan Kawasan Berbasis Pengelolaan Hasil Sedimentasi

Demak, KORANPELITA.CO – Sebagai langkah awal dalam upaya rehabilitasi wilayah pesisir terutama dalam pengelolaan sedimentasi laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan kajian pengembangan kawasan berbasis pengelolaan hasil sedimentasi laut secara berkelanjutan di ujung utara Demak.

Pilot projek pengembangan kawasan berbasis pengelolaan hasil sedimentasi di laut tersebut menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir.

Ia pun mengapresiasi terhadap upaya rehabilitasi pesisir terutama di Kabupaten Demak, terlebih dikarenakan sejak kecil Ia selalu mendengar Demak selalu banjir maka Ia pun menyampaikan suka cita saat dapat turut berkontribusi melakukan proyek tersebut.

“Saya sangat senang bisa hadir disini. Dari kecil saya mendengar Demak selalu banjir, dan sekarang bisa ikut berkontribusi memulai proyek ini. Harapannya, dalam lima tahun ke depan kita bisa melihat hutan mangrove yang subur, ekosistem laut yang pulih, serta industri perikanan yang berkembang,” ucap Menteri KKP, Demak, Jumat (11/10/2024).

Ia melanjutkan, bahwa pilot projek tersebut melibatkan banyak pihak, mulai dari UNDIP, CSR dari perusahaan dan BUMN dan tentunya masyarakat setempat.

“Hari ini kita memulai langkah kecil, namun harapannya ini akan tumbuh menjadi 100 hektare hutan mangrove yang sehat. Lumpur yang muncul akan menyerap emisi karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim,” ucapnya.

Selain itu, Trenggono mengungkapkan rencananya untuk menyampaikan kepada pemerintahan baru kelak agar proyek rehabilitasi di wilayah pesisir Demak ini diteruskan.

“Saya melihat ini sebagai tonggak sejarah rehabilitasi pesisir Demak, dan saya yakin proyek ini akan berdampak signifikan bagi masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan pesisir secara berkelanjutan.

Ia mengungkapkan bahwa wilayah pesisir Demak telah lama menghadapi tantangan sedimentasi yang berdampak pada ekosistem dan aktivitas nelayan.

“Langkah besar ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang terhadap masalah abrasi, sedimentasi, dan rob yang sering melanda wilayah ini,” kata Nana.

Selain itu, Kepala Desa Purworejo, Rifki Salafudin, juga menyuarakan harapannya agar proyek ini menjadi program berkelanjutan.

“Mangrove di wilayah ini dulu sangat rimbun, namun sekarang banyak yang hilang akibat abrasi. Saya berharap pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten bisa bersinergi dalam menjaga ekosistem mangrove di wilayah pesisir Demak,” ujarnya.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai pihak, Pj Bupati Demak KH Ali Makhsun serta mitra KKP yang mana bersaman- sama melakukan penanaman mangrove dan pembuatan ikan asin sebagai bagian dari acara ini, sebagai simbol rehabilitasi pesisir yang berkelanjutan.

Proyek percontohan ini diharapkan mampu mengatasi dampak sedimentasi dan rob di pesisir utara Jawa, serta memberikan manfaat bagi nelayan lokal dan ekosistem pesisir secara keseluruhan. (nungky)