Ramadhan Dalam Misi Perdamaian

Dansatgas Kizi Monusco XX-S, Letkol Czi Bambang Santoso. (Foto dok. Puspen TNI)

KONGO AFRIKA, koranpelita.co – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia. Pasalnya didalam bulan Ramadhan banyak menyimpan berbagai makna penting dalam ajaran Islam, salah satunya adalah sebagai bulan diturunkannya kitab suci Al-Qur’an dan bulan penuh berkah serta ampunan.

Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, suasana bulan Ramadhan di Tanah Air begitu terasa dan umat Muslim bisa melaksanakan ibadah dengan suasana tenang dan damai. Namun bagaimana dengan Muslim yang harus melaksanakan ibadah di negara yang sedang berkonflik ?

Sama seperti yang dirasakan oleh Pasukan Garuda yang sedang menjalankan misi perdamaian PBB di Kongo. Pasukan Garuda yang tergabung dalam Satuan Tugas Kontingen Garuda Kompi Zeni (Satgas Konga) Monusco XX-S di bawah pimpinan Letkol Czi Bambang Santoso, selaku Dansatgas Kizi Monusco XX-S.

Mereka menjalankan ibadah Puasa Ramadhan penuh dengan rasa suka cita, mengapa demikian, karena ramadhan di tahun ini terasa begitu berbeda, para prajurit menjalankan ibadah puasa jauh dari keluarga.

“Bukan suatu hal yang mudah bagi Prajurit untuk menjalankan ibadah puasa di negara orang, namun dalam tugas operasi bagi Prajurit yang ada hanya Semangat atau Semangat Sekali dan Senang atau Senang Sekali,” kata Letkol Bambang.

Menjalankan Ramadhan didaerah misi dengan situasi yang penuh konflik menjadi suatu hal yang tidak mudah, perbedaan waktu antara negara Kongo dan Indonesia terpaut 5 jam lebih awal waktu Indonesia, dan luar biasanya lagi suhu udara di daerah tersebut mencapai 40 derajat celsius pada siang hari. Para Prajurit TNI yang sedang bekerja membangun infrastruktur seperti membuat jalan, membangun bandara dan fasilitas Camp Pasukan PBB pada di siang harinya harus mengakali dengan membawa handuk basah untuk membasuh kepala mereka agar tidak terjadi dehidrasi.

Meski dalam misi perdamaian dan tinggal di camp dengan fasilitas terbatas, para prajurit TNI ini tetap melaksanakan ibadah bulan Ramadhan dengan penuh semangat dan kebahagiaan. Misalnya saja Sholat Tarawih berjamaah dan tadarus yang rutin dilaksanakan setiap harinya di “Bumi Nusantara Camp” yang merupakan Base Camp Pasukan Garuda di Mavivi, DRC Afrika.

Ada hal unik yang dilakukan para pasukan perdamaian Indonesia dalam mengisi Ngabuburitnya, pada saat menjelang berbuka puasa mereka selalu bahu membahu dalam mempersiapkan hidangan berbuka puasa dengan menu spesial rasa Indonesia seperti Kolak, Bakwan dan Es buah, ada juga yang sedang melepas rindu videocall dengan anak istrinya, selain itu ada yang membaca Al-Qur’an pada waktu istirahat kerja serta ada yang melakukan olahraga ringan untuk menunggu waktu adzan maghrib tiba.

Ada seorang prajurit yang membagikan sedikit pengalaman pertamanya yakni, Serda Iqbal Farizi. “Biasanya saya kalau Ramadhan di Indonesia pasti berbuka dengan keluarga, untuk pertama kalinya saya tugas jauh dari Indonesia, tapi disini kami bersama menjadi suatu keluarga, di manapun dan kapanpun ya Prajurit harus siap,” ungkapnya.

Pada intinya para Prajurit yang tergabung dalam Satgas Kizi Monusco XX-S selalu menjalankan tugas dengan rasa penuh tanggung jawab, profesional dan dengan hati gembira. Dalam keadaan apapun dan kondisi bagaimanapun para prajurit tetap melaksanakan ibadah, baik untuk personel yang muslim maupun non muslim, karena sejengkal tanah didaerah misi tidak ada yang bisa menjamin keamanannya. Sehingga ibadah dan doa adalah kunci utama untuk memohon pertolongan dan keselamatan kepada Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam. (red/Puspen TNI)