SEMARANG, koranpelita.co – Dalam rangka edukasi pencegahan bencana, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto menjadi narasumber di acara dialog santai selama satu jam dengan tema “Jateng Waspada Bencana”, yang disiarkan secara langsung di chanel Youtube Kodam IV/Diponegoro, Selasa (16/11/2021).
Siaran via chanel Youtube yang disiarkan langsung dari Cafe Wiratama, Watugong, Pudak Payung, Semarang Jawa Tengah, juga dihadiri oleh narasumber lain, yakni Kepala Stasiun Meteorologi A. Yani Semarang, Sutikno, S.E., S.Si., M.Si., dan Ir. Syafrudin, M.Si., selaku Plt Kepala BPBD Provinsi Jateng.
Dalam kesemptan tersebut Pangdam IV/Diponegoro menekankan waspada di daerah tanah bergerak. ” Kita perlu waspadai tanah bergerak ini potensinya adalah longsor, kita sudah petakan daerah itu semua,” kata Mayjen TNI Rudianto.
Data yang media terima wilayah Kabupaten Banjarnegara, Magelang, Banyumas, Magelang, Wonogiri, Temanggung adalah potensi daerah tanah longsor.
“Gempa bumi juga sering terjadi karena kita berada di wilayah gunung berapi, banjir dan angin puting beliung juga merupakan potensi terjadinya bencana,” pintanya.
“Secara umum bersama stekholder lainnya kita Kodam Diponegoro, BPBD Jateng, BMKG dan lainnya sudah kita petakan semuanya, insha Allaah bila terjadi bencana, tentunya kita bersama tidak berharap terjadinya bencana ya, namun kita memiliki kesiapan lebih baik daripada sebelumnya. Together we can!,” terang orang nomor satu di Kodam IV tersebut.
“Kodam IV Diponegoro dalam mengantisipasi terjadinya bencana, apakah itu longsor, banjir, tsunami dan gempa, kita kerahkan semua Babinsa di seluruh daerah jajaran untuk selalu menyampaikan dan mengingatkan masyarakat peringatan-peringatan dini yang terkait dengan bencana,” tandasnya.
“Seperti hari ini, merupakan eduksi, memberikan penjelasan kepada pendengar terkait waspada bencana,” ucap Pangdam.
Setiap tahun Kodam IV/Diponegoro dan jajaran punya latihan penanggulangan bencana. Seperti Korem 071 Purwokerto saat ini latihan di Kodim Cilacap dalam penanggulangan tsunami, Korem 072 Pamungkas kita pusatkan pelatihan di Kecamatan Sukoharjo dan Kabupaten Wonosobo melaksanakan simulasi penanggulangan longsor, Korem 073 Makutarama kita lakukan latihan di Kodim Salatiga Kecamatan Tuntang berkaitan latihan penanggulangn tanah longsor dan Korem 074 Surakarta melaksanakan latihan penanganan longsor di Boyolali Kelurahan Genteng.
Sutikno, Kepala Stasiun Meteorologi A. Yani Semarang mengatakan perlu diwaspadai bulan Desember karena matahari bergeser ke selatan dan curah hujan semakin bertambah. Dengan adanya Angin La Lina maka curah hujan di wilayah Indonesia akan meningkat, khususnya bulan ini dan kedepannya di selatan Pulau Jawa.
“Perlu dipahami bersama, hati-hati bila dimusin hujan namun saat siang hari berawan cerah, ini yang biasanya akan terjadi angin kencang disaat hujan, inilah yang perlu diwaspadai,” ungkapnya.
Masih kata Sutikno, mengingatkan agar seluruh masyarakat mewaspadai musim hujan yang cukup ekstrem untuk tidak kembali terus membuang sampah sembarangan demi mencegah banjir.
“Masyarakat kita umumnya suka lupa, mereka akan ingat bila sudah terjadi bencana. Buang sampah jangan sembarangan. Apalagi membuang sampah ke selokan itu akan menghambat aliran air di saat musim hujan,” tegasnya.
Sementara itu Syafruddin, Plt Kepala BPBD Jateng, menekankan pentingnya mitigasi bencana dan pencegahan sebagai wujud utama. “Ketika pencegahan dioptimalkan, maka bila saat memasuki masa darurat, kita akan lebih siap. Apalagi di musim penghujan pasti ancamanannya adalah banjir, longsor dan angin kencang yang sudah rutin tiap tahun terjadi,” pungkasnya.
“Masyarakat perlu terus diberikan edukasi, karena masyarakat sering lupa, perlu selalu diingatkan apa yg harus dilakukan di wilayah masing-masing bila terjadi bencana, masyarakat harus lebih mengenal situasi daerahnya masing-masing. Karena tidak ada daerah yang tidak punya ancaman terjadinya bencana,” pintanya.
Ia juga menjelaskan, kami juga merekrut relawan di daerah, di desa bahkan sekarang dari dana desa sudah diakomodir untuk anggaran pencegahan bencana alam dan setiap daerah sudah punya program penanggulangan bencana mandiri. (red)