Pembubaran Paksa Diskusi FTA, Roy Suryo : Demokrasi Semakin Rusak Diakhir Jabatan Jokowi

Roy Suryo.

Yogyakarta, KORANPELITA.CO – Acara diskusi Forum Tanah Air (FTA) yang dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di luar negeri diikuti oleh 5 Benua 21 Negara dengan sejumlah tokoh nasional membahas isu-isu kebangsaan, dibubarkan paksa oleh sekelompok orang, bertempat di Grand Kemang Jakarta, pada Sabtu (28/9/2024).

Kegiatan dialog tersebut menghadirkan narasumber para tokoh politik dan pakar hukum tata negara terkemuka seperti Din Syamsuddin, Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Rizal Fadhilah, dan Mayjend TNI (Purn) Soenarko, serta Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air, Tata Kesantra dan Ida N. Kusdianti dan masih banyak lagi.

Terkait kejadian tersebut pakar telematika dan multimedia, Drs. KRMT Roy Suryo, M.Sc., M.Kes., yang juga sebagai tokoh politik nasional bersuara.

“Terwelu, sangat keterlaluan. Sebuah Diskusi yang sangat demokratis di Grand Kemang pagi tadi dibubarkan paksa oleh sekelompok orang,” kata Roy Suryo dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi koranpelita.co, Sabtu (28/9/2024) malam.

“Mereka itu kelompok yang benar-benar anarkis dan pengecut, memakai masker saat membubarkan acara tanpa bisa dicegah oleh aparat keamanan, ini sebuah citra sangat buruk bagi demokrasi di akhir rezim ini,” tegas Roy.

Dalam video yang beredar dibanyak What’s Group Aplikasi dan media sosial, tampak puluhan orang yang mayoritas menggunakan topi dan masker melakukan perusakan secara brutal dan memaksa acara dibubarkan.

“Silahkan aja kalau memang mau demo diluar, tetapi jangan masuk kedalam merusak dan membubarkan acara dialog tersebut, yang katanya mereka memakai mobil kijang merah, yang biasa mereka disebut kelompok 58,” pungkasnya.

Roy juga mengatakan terkait kejadian tersebut ada sekelompok orang yang disebut “Geng 58” yang mungkin sedang mencari muka dengan si “Petruk”

“Sekali lagi hal ini semua sangat merusak iklim demokrasi diakhir jabatan Jokowi, semoga pemerintah kedepan yang akan dipimpin pak Prabowo, jangan dibiarkan kehidupan politik seperti ini terjadi lagi di Indonesia atau pemerintah mendatang akan sama saja seperti rezim sekarang,” tutupnya. (red1)